Siapa
yang tidak ingin kaya atau sukses? Beberapa tokoh mengatakan bahwa rata-rata
orang kaya dan sukses dimulai tidak dari O atau Zero Privilege. Di buku ini, saya akan mengajarkan kesuksesan yang
benar-benar dari O privilege. Buku
ini bukan hanya menceritakan hal-hal pribadi tentang saya, tapi juga memberi
motivasi untuk orang-orang yang memulai hidupnya dari O privilege, tapi bisa
sukses berdasarkan pengalaman yang konkret.
Privilege
adalah hak istimewa yang dimiliki seseorang berkaitan dengan kekayaan, jabatan,
fisik, kepintaran, atau kelebihan lain yang diperoleh tanpa bekerja keras.
Orang yang memilki privilege memperoleh
banyak keuntungan karena dia menjadi lebih mudah menjalani kehidupan daripada
orang lain.
Banyak tokoh dunia yang sukses karena
mendapat privilege dari orangtua. Jeff Bezos, pemilik
Amazon pada tahun 1995 mendapat modal US$ 300 ribu dari orangtuanya. Mark
Zuckerberg, pendiri Facebook, oleh orangtuanya disekolahkan di Software
Development yang biayanya sangat mahal. Bill Gate meskipun drop out, tapi dari universitas terkemuka, Harvard University, yang
mahasiswanya berasal dari kalangan berada. Ellon Musk lahir dari keluarga kaya,
bapaknya seorang insinyur pemilik tambang di Afrika, sedangkan ibunya seorang
model.
Namun, ada juga
konglomerat yang berasal dari keluarga miskin tanpa privilege. Sebut saja, Eka Tjipta Widjaja pendiri Sinarmas Group,
Ciputra, Owner Ciputra Group dan Chairul Tandjung, pemilik CT Corporation. Meskipun
nyaris tanpa privilege, yang starting pointnya dari 0, tapi mereka
mampu membuktikan bisa sukses dan kaya raya.
Saya pun lahir dari
orangtua yang hidupnya sangat miskin atau 0 privilege.
Papa hanya tamatan SMA, bekerja sebagai buruh dengan gaji pas-pasan. Waktu
kecil saya pernah mengontrak di rumah susun yang kumuh di Palembang. Untuk
membayar sewa rusun, Papa harus meminjam uang dari saudara. Untuk membayar biaya
masuk sekolah dari SD hingga SMA, orangtua harus menghadap Pastor Paroki agar
mendapat keringanan. Demikian juga untuk membayar uang masuk kuliah di FK Unsri
pun dengan cara diangsur. Namun saya bangga, meskipun miskin, orang tua saya
selalu memberikan pendidikan terbaik untuk kami.
Dengan kehidupan yang penuh kekurangan,
maka sejak remaja saya sudah mempunyai cita-cita menjadi orang kaya. Meskipun
banyak tantangan, puji Tuhan, saya berhasil meraih impian saya menjadi dokter.
Saya merasa senang karena sekarang, usaha saya telah berkembang pesat dan bangga
bisa membahagiakan orangtua. Saya ingin membuktikan bahwa setiap orang bisa
kaya tanpa privilege.
Tergantung kemampuannya dalam memanfaatkan potensi, akses serta titik balik
dalam hidupnya.
Buku ini disusun sebagai
kontribusi saya kepada pembaca, khususnya generasi muda yang ingin meraih
kesuksesan di masa depan. Bahwa kesuksesan itu hak setiap orang, meskipun memulai
hidup dari 0 privilege. Semoga kisah
perjalanan hidup saya dapat menginspirasi, memotivasi dan menggerakkan pembaca
untuk melakukan perubahan besar dalam hidupnya agar meraih kesuksesan.